Rabu, 15 Mei 2013

Hepaticeae


^_^ Perkembangbiakan Lumut Hati
a. secara aseksual menggunakan spora dan tunas.

b. secara seksual contohnya Marchantia
          anteredium terpancang pada permukaan atas, bentuknya seperti cakram. Dasar bunga betina agak melebar dan berbentuk payung, dengan cuping berbentuk jari, umumnya berjumlah 9. Arkegonium tumbuh pada alur-alur diantara cuping-cuping dengan leher menekuk kebawah. Anteredium merekah, mengeluarkan sperma menuju ke arkegonium, generasi sporofit dari telur yang sudah dibuahi (zigot). Zigot membelah membentuk embrio (bentuk bola), bagian pangkal dari embrio membentuk kaki masuk ke jaringan reseptakel. Bagian terbesar dari janin membentuk kapsul yang dipsahkan dari bagian kaki oleh zona yang terdiri dari sel-sel yang disebut tangkai. Kapsul berisi sel-sel induk spora yang berkelompok yaitu benang-benang memanjang dengan dinding bagian dalam terpilin. Setelah meiosis terbentuklah tetraspora, tangkainya memanjang, arkegonium yang melebar jadi pecah dan kapsul jadi terdorong kebawah. Kapsul lalu mongering dan terbuka memancarkan spora, lepasnya spora dari kapsul dibantu oleh elater yang sifatnya higroskopik. Akibat mengeringnya kapsul, elater menggulung menjadi kering dan menggandakan gerakan sentakan yang melebar spora keudara.

^_^ Peranan Lumut Hati
a) fungsi
Sebagai penyedia tanah bagi tumbuhan yang lebih besar yang tumbuh dipohon Karena akar-akar lumut dapat menyimpan tanah.
Sebagai penyedia makanan bagi hean-hewan kecil dan tanaman lain yang semuanya tersimpan diakar lumut.
Sebagai sarang hewan-hewan kecil Karen biasanya terdapat celah-celah pada tumbuhan tersebut se
hingga hewan kecil masuk kedalamnya.
Sebagai penyimpanan air dalam jumlah yang cukup besar.
lumut menjaga kelembaban udara dan porositas tanah
.

 b). manfaat
Ada lumut yang dipercaya bisa digunakan sebagai bahan obat, meski masih diperlukan penelitian lebih lanjut, termasuk uji klinis. Secara tradisional lumut dari marga Marchantia (lumut hati) yang bentuknya mirip hati, digunakan untuk mengobati penyakit hepatitis.

Perbedaan Individu (Pengembangan Peserta Didik)

Pada umumnya proses pendidikan dan pengajaran di sekolah dewasa ini masih berjalan klasikal, artinya seorang guru didalam kelas menghadapi sejumlah besar siswa dalam waktu yang sama menyampaikan bahan pelajaran yang sama pula. Akibat pengajaran klasikal ini guru tidak memperdulikan adanya perbedaan individual pada siswa-siswanya. Ketidakmampuan guru melihat perbedaan-perbedaan individual anak dalam kelas yang di hadapi banyak membawa kegagalan dalam memelihara dan membina tenaga manusia secara efektif. Banyaknya anak yang gagal sekolah atau drop out mungkin juga sebagai akibat praktek pengajaran yang melupakan perbedaan-perbedaan individual anak disamping karena faktor lain seperti latar belakang sosio-ekonomi, keluarga dll.
Pengajaran klasikal yang melihat sejumlah anak dengan pemberian pengajaran yamg sama ini tentu saja tidak sejalan dengan asas bahwa anak itu secara individual berbeda-beda dalam kemampuan dasarnya, minat, kecepatan, dan lamban belajarnya. Perbedaan individual anak semacam itu perlu mendapatkan perhatian guru dikelas apabila mereka meng harapkan agar setiap anak dapat berhasil, yaitu dapat mengembangkan potensial secara penuh, yang justru sangat diperlukan untuk mendukung kemajuan ekonomi dan teknologi masyarakatnya.
Rupanya dua faktor penting yaitu npengakuan adanya perbedaan individual dan tujuan pengembangan potensi individu secara penuh merupakan faktor  pendorong penting untuk menuju pengajaran yang memperhatikan perbedaan individual anak (individualized instruction) .
Adanya pengakuan perbedaan individual dan tujuan pengembangan potensial anak secara penuh sebenarnya sudah lama dibicarakan oleh para ahli pendidik. Akan tetapi sampai sekarang tujuan itu masih merupakan idealisme dan masih jauh dari kenyataan.
Ahli pendidik terdahulu Pestaloozzi (1746-1827) menekankan bahwa anak harus diperlakukan seperti manusia, harus dididik sesuai dengan kebutuhannya, dan belajar sesuatu yang berguna bagi dirinya. Dia menekankan juga bahwa pendidikan atau belajar harus merupakan pengalaman yang menyenangkan.
Kemudian John Dewey (1859-1952) menekankan juga bahwa dalam proses pendidikan anak adalah yang utama, dan bukan mata pelajaran yang utama. Dia menekankan lagi bahwa guru seharusnya menjadi penunjuk (guide) bagi anak, dan bukan merupakan kamus berjalan bagi anak. Dalam karyanya yang terkenal  “ Democracy and Education “ dia melukiskan bahwa pendidikan adalah merupakan kegiatan penyediaan kondisi yang menjamin pertumbuhan, atau kehidupan yang memadai, tanpa memandang umur.
Pendapat atau pandangan para ahli atau pendidik ini menunjukkan sudah lama masalah minat dan kebutuhan individual anak menjadi perhatian dunia pendidikan. Pendidikan seharusnya berorientasi pada kebutuhan dan minat anak, sehingga perbedaan-perbedaan individual anak dengan sendirinya merupakan faktor esensial yang dihargai oleh para ahli pendidikan.
Adanya pengakuan penghargaan terhadap perbedaan-perbedaan individual anak ini tentu saja membawa konsekuensi lebih lanjut yaitu bahwa pendidikan harus memperhatikan perbedaan-perbedaan itu dan mengembangkan sejauh mungkin apa yang dimiliki oleh anak itu.
Secara selintas pengertian individual instruction yaitu pengajaran yang memperhatikan atau berorientasi pada perbedaan-perbedaan individual anak. Dengan demikian dapat dikatakan individualized instruction merupakan usaha memperlengkapi kondisi belajar yang optimum bagi setiap individu murid. James D. Russel dalam modular instruction (1974) menyatakan : Individualized Instruction adalah suatu pengaturan yang memungkinkan setiap individu murid terikat dalam semua waktunya untuk belajar sesuatu yang berguna bagi dirinya sebagai individu.
Sesuai dengan yang telah diutarakan bahwa perbedaan individual adalah merupakan faktor penting sebagai dasar pengembangan individualized instruction. Tentu saja perbedaan individual itu sangat luas atau banyak, akan tetapi beberapa perbedaan individual yang sangat penting di perhatikan dalam proses pengajaran adalah perbedaan kemampuan dasar atau bakat, minat, kecepatan dan cara belajar anak. Dengan bakat secara sederhana ini diartikan bahwa setiap anak memiliki kemampuan dasar bawaan yang berbeda sehingga pendidikan yang tepat bagi anak adalah yang sesuai dengan kemamuan dasar bawaan itu. Disini tentu saja tidak diartikan bahwa kemampuan dasar bawaan itu tetap atau tidak berubah, akan tetapi sebaliknya dengan pengertian dia akan mengalami perubahan karena pengalaman. Karena kebutuhan anak dan kemampuan dasar bawaannya berbeda maka minat anak dalam belajar akan berbeda juga.
Dengan demikian individualized instruction melibatkan pengaturan atau pelayanan yang luas yang memungkinkan setiap individu anak belajar sesuai dengan kebutuhan dan minat masing-masing.
Persoalan perbedaan individual anak didik perlu mendapat perhatian dari guru, sehubungan dengan pengelolaan pengajaran agar dapat berjalan secara kondusif. Ada tiga aspek perbadaan individual yaitu perbedaan biologis, perbedaan intelektual, dan psikologis.

1.Perbedaan Biologis
Di dunia ini tidak ada seorang pun yang memiliki jasmani yang persis sama, meskipun dalam satu keturunan. Jenis kelamin, warna rambut, warna kulit, mata dan sebagainya. Semua itu adalah cirri-ciri individu anak didik yang dibawa sejak lahir.
Aspek biologis lainnya adalah hal-hal yang menyangkut kesehatan anak didik, misalnya yang berhubungan dengan kesehatan mata dan telinga yang berlangsung berkaitan dengan penerimaan bahkan pelajaran dikelas. Aspek biologis ini tidak bisa di anggap sebagai aspek yang tidak penting . hal ini terkait dengan masalah pembangunan gedung sekolah, pengaturan jadwal pelajaran dll. Pengelolaan pengajaran yang hanya memperhatikan aspek mental anak didik dengan mengabaikan aspek biologis akan menyebabkan suasana belajar di kelas menjadi kurang kondusif.
2.Perbedaan Intelektual
Intelegensi  merupakan salah satu aspek yang selalu aktual untuk dibicarakan dalam dunia pendidikan. Keaktualan itu dikarenakan intelegensi adalah unsur yang ikut mempengaruhi keberhasilan belajar anak didik.
Menurut ahli psikologi yakni William Stern, intelegensi merupakan daya untuk menyesuaikan diri secara mudah dengan keadaan baru dengan menggunakan bahan-bahan pikiran yang ada menurut tujuannya. (Suharsimi, 1990: 96). Whitherington (1984: 198) mengatakan , bahwa seseorang dikatakan inteligen apabila orang yang bersangkutan mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan cepat tanpa mengalami suatu masalah.
Jadi, dapat dipahami bahwa intelegensi adalah kemampuan untuk memahami dan beradaptasi dengan situasi yang baru dengan cepat dan efektif, kemampuan untuk menggunakan konsep yang abstrak secara efektif, dan kemampuan untuk memahami hubungan dan mempelajarinya dengan cepat.
3. Perbedaan Psikologis  
Di sekolah perbedaan aspek psikologis ini tak dapat di hindari, disebabkan pembawaan dan lingkungan anak didik yang berlainan dengan antara satu dengan lainnya. Untuk memahami jiwa anak didik secara individual dapat melakukan pendekatan kepada anak didik secara individual. Perhatian penting dalam interaksi edukatif. Untuk menganati sesuatu diperlukan perhatian. Untuk itu anak harus diberikan rangsangan yang dapat mempengaruhi kelakuannya agar terus memberikan perhatian kepada pelajaran (S. Nasution, 1987: 180).
Pemahaman terhadap perbedaan psikologis anak didik merupakan strategi yang ampuh untuk mendukung keberhasilan kegiatan interaksi edukatif.
Tiap siswa memiliki perbedaan satu dengan yang lain. Perbedaan itu terdapat pada karakteristik psikis, kepribadian dan sifat-sifatnya. Per bedaan individual ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa.karenanya, perbedaan individu perlu diperhatikan oleh guru dalam upaya pembelajaran. Pembelajaran yang bersifat klasikal yang mengabaikan perbedaan individual dapat di perbaiki dengan beberapa cara, antara lain penggunaan metode atau strategi belajar –mengajar yang bervariasi sehingga perbedaan-perbedaan siswa dapat terlayani.usaha lain untuk memperbaiki pembelajaran klasikal adalah dengan memberikan tambahan pelajaran kepada yang pandai dan memberikan bimbingan belajar bagi yang kurang. Implikasi prinsip perbedaan individual bagi guru berwujud perilaku-perilaku antara lain :
1. Menentukan penggunaan berbagai metode yang diharapkan dapat melayani kebutuhan siswa sesuai karakteristiknya.
2. merancang pemanfaatan berbagai media dalam menyajikan pesan pembelajaran.
3. Mengenali karakteristik setiap siswa sehingga dapat menentukan perlakuan pembelajaran yang tepat bagi siswa yang bersangkutan.
4. Memberikan remediasi ataupun pertanyaan kepada siswa yang membutuhkan.

Jumat, 10 Mei 2013

LUMUT HATI ( bangsa Jungermaniales )


   Bangsa Jungermaniales
Lumut hati yang kebanyakan kecil, hidup diatas tanah, atau batang-batang pohon. Bentuk tubuh masih sangat sederhana, talus berbentuk pita.
Menurut duduknya sporongonium, Jungermaniales dibedakan dalam tiga suku:
1.      Suku Anachro gynaceae, contoh spesies : Pellia epiphylla, Metzgeria furcata, Metzgeria conjugata.
2.      Suku Acrogynaceae, contoh spesies: Plagiochila asplenoides,Frullania tamarisci.
3.      Suku Haplomitriaceae, contoh spesies: Calobryum mnioides, Calobryum blumei, Haplomytrium.
  a)       b)  http://rbg-web2.rbge.org.uk/bbs/meetings/mtgs05/mtgs052images/Metzgeria%20conjugata.jpg
 c) metcon02.jpg (35387 bytes)   d)