2.1.
Pengertian lenti sel
Lenti sel adalah sebagian periderm yang felogen lebih aktif daripada periderm
di tempat lain dan mnghasilkan jaringan yang berbeda dengan felem, banyak
mengandung ruang antar sel. Felogen lenti sel juga memiliki ruang antar
sel dan sinambung dengan felogen periderm dengan sebelahnya. Karena susunannya
tebuka, lenti sel dianggap sebagai struktur yang memungkinkan udara masuk
lewat periderm. Lenti sel umumnya ditemukan pada periderm batang dan akar.
Ukurannya berkisar antara yang kecil yang hampir tak kasat mata sampai
yang sepanjang satu senti meter. Lenti sel tersusun dalam deretan atau
ditemukan sendiri-sendiri secara terpisah (Hidayat, 1995).
Periderm yang terdesak oleh sel-sel komplementer
lama-kelamaan akn pecah membentuk celah lentisel kemudian sel-sel komplementer
tersembul keluar. lentisel
adalah lubang-lubang kecil yang terdapat di batang. Pada batang yang
sudah dewasa, stomata menghilang dan digantikan dengan lentisel. Lentisel
merupakan pori penghubung ruang antarsel dalam batang dengan udara lingkungan
(Hidayat, 1995).
Tentang celah-celah lapisan gabus atau lenti
sel,celah-celah ini sangat berperan dalam membantu melangsungkan hubungan
antara bagian-bagian tumbuhan dengan udara luar, yang tadinya hubungan ini
terputus karena terhalang oleh lapisan gabus yang keadaannya sangat rapat.
Seperti yang telah diterangkan di muka, bahwa sel-sel gabus keadaan letaknya
adalah demikian rapat antara yang satu dengan yang lainnya, intercellular
spaces dapat dikatakan tidak ada. Dengan demikian jaringan gabus yang terbentuk
sukar sekali untuk ditembus oleh air ataupun gas-gas yang kesemuanya sangat
diperlukan bagi pertumbuhan tumbuhan. Dengan adanya celah-celah atau pori-pori
pada lapisan gabus yang disebut lenti sel itu, kesulitan itu dapat
ditanggulangi karena air dan gas-gas dapat menerobos melaluinya(Yayan ,2004).
Bentuk celah-celah atau pori-pori pada lapisan gabus adalah
seperti lesa, karena itulah maka celah-celah atau pori-pori terseut disebut lenti
sel, karena lenti bjuga berarti lensa. Tentang banyaknya lenti sel
yang terdapat pada batang per luasnya lapisan gabus bagi tiap species tumbuh-
tumbuhan adalah berbeda-beda. Pada beberapa tumbuhan, lenti sel terdapat atau
terbentuk diantara stomata dan pada beberapa tumbuhan lainnya terbentuk dibawah
sel-sel epidermis yang semula berstomata. Lenti sel yang merupakan sekumpulan
sel yang satu dengan yang lainnya lepas-lepas dikarenakan terdapatnya
ruang-ruang antar sel(intercelluler spaces) yang cukup besar. Sekumpulan atau
kumpulan-kumpulan sel seperti yang dimaksud disini disebut khoriphelloid
(Yayan,2004).
Khoriphelloid ini dibentuk oleh phellogen yang ada di bawahnya dan
pada lenti sel, phellogennya itu sering terletak melengkung kedalam. Sel-sel
khoriphelloid ini berbentuk bundar-bundar, dinding selnya tipis, yang oleh para
ahli disebut complementary tissue atau jaringan komplementer. Sel-sel
pada jaringan ini merupakan sel-sel yang tidak mengandung suberin. Ternyata
diantara sel-selnya ini terdapat sel-sel yang seakan-akan berangkaian sehingga
berbentuk seperti pita, dinding selnya lebih tebal serta lebih kompak, dan
sel-sel inilah yang disebut sebagai closing cells atau sel-sel penutup,
yang merupakan lapisan –lapisan penutup atau closing layers
(Yayan, 2004).
Pada tumbuh-tumbuhan yang mempunyai akar nafas
(pneumatophorus) terddapat pneumathoda, yaitu bintik-bintik yang
terdapat pada akar nafasnya yang berfungsi sebagai jalan udara, yang fungsinya
sama dengan fungsi lenti sel. Strukturnya tidak sama dengan lenti sel tersebut.
Pneumathoda ini dapat diketahui dengan jelas misalnya tumbuhan
pandanus yang merupakan sejenis tumbuhan yang banyak hidup di daerah pantai
yang berrawa. Sedangkan lenti sel dapat diumpai dengan jelas dari pohon-pohon
golongan Monocotyledoneae, Dictyledoneae dan Gymnospermae (Yayan, 2004).
Lenti sel juga terdapat pada akar, seperti penjelasan yang
terdapat dalam jurnal Onrizal (2005), di jelasakan bahwa akar merupakan organ
yang kontak secara langsung dengan lingkungan salin, oleh karena itu akar
merupakan suatu struktur dan berfungsi mengatur pengambilan dan transfor ion.
Akar merupakan barrier utama terhadap pergerakan larutan ke dalam
tumbuhan dan sebagai hasilnya konsentrasi ion yang diantarkan ke tunas sangat
berbeda dari konsentrasi ion pada medium eksternal. Membandingkan anatomi akar
dari jenis Avicennia marina yang mempunyai kelenjar garam (salt gland)
pada daunnya sebagai kelompok salt-excrete dan jenis Bruguiera
gymnorrhiza yang tidak mempunyai kelenjar garam pada daunnya sebagai kelompok
non secreter (salt-excluder).perbedaan terlihat pada panjang dan
tebalnya pembuluh akar, perkembangan dan posisi dari lapisan kaspari (casparian
strip), dan differensiasi jaringan vaskuler. Sub-erisasi sel endodermal dan
hipodermal dari salt-excluder dimulai dan diakhiri dibelakang ujung akar
(Onrizal, 2005).
Selain bentuk akar yang khas dan adanya lenti sel diberbagai
organ tumbuhan mangrove, kekurangan oksigen juga dapat diatasi dengan adanya
lubang-lubang dalam tanah yang dibuat oleh hewan-hewan, misalnya kepiting.
Lubang-lubang ini membaw oksigen kebagian akar tumbuhan mangrove. Kondisi ini
terjadi saat air laut surut, sehingga lantai hutan mangrove saat air laut surut
tersebut tidak tergenang air secara keseluruhan. Hampir semua jenis mangrove, daun-daunnya
mempunyai sejumlah kenampakan anatomi yang membatasi hilangnya uap air. Hal ini
mencakup kutikula yang tebal, lapisan lilin, dan stomata yang tersembunyi, yang
semuanya terdapat hanya pada permukaan abaksial dari beberapa jenis (Onrizal,
2005).
Kecepatan pembelahan kambium ke arah
dalam membentuk xilem lebih cepat daripada pembelahan ke luar membentuk floem.
Ini menyebabkan kayu selalu lebih tebal daripada kulit kayu. Karena pembentukan
xilem (kayu) lebih cepat, akibatnya kulit terdesak dari dalam, dan berakibat
terjadinya luka karena kulit kayu menjadi pecah-pecah. Untuk menutup luka
karena pecahnya kulit kayu terbentuklah jaringan gabus yang dibentuk dari
kambium gabus. Masalahnya jaringan gabus bersifat kedap udara dan kedap air.
Padahal batang tumbuhan memerlukan pertukaran gas. Untuk mengatasi masalah
tersebut terbentuklah lentisel yang berupa lubang-lubang kecil pada
batang untuk melakukan pertukaran gas. Banyak ditemukan pada batang dan
akar,Pola lentisel pada batang dapat digunakan untuk identifikasi pohon
(Budisma, 2012).
Pada dikotil lentisel sederhana,
jaringan penyusun bersuberin, Lentisel yang tersusun atas sel tidak bersuberin,
memiliki ruang antar sel yang besar. lentisel yang memiliki jaringan pengisi
berlapis.Pada Quercus, lentisel membentuk saluran secara radial
(Budisma, 2012).
Lenti sel umum ditemukan pada
periderm akar dan batang. Ukurannya berkisar antara yang kecil yang hampir tak
kasat mata sampai yang sepanjang satu senti meter. Lenti sel tersusun dalam
deretan atau ditemukan sendiri-sendiri secara terpisah. Felogen sinambung
dengan felogen periderm di sampingnya, namun agak melengkung ke dalam sehingga
tampak bertempat lebih dalam. Jaringan renggang yang terbentuk oleh felogen lentisel
ke arah luar adalah jaringan pengisi atau pelengkap. Jaringan yang terbentuk ke
arah dalam adalah feloderm (hidayat, 1995).
Pada dikotil dibedakan tiga jenis
lentisel. Yang pertama yang paling sederhana dan memiliki jaringan pengisi
terdiri dari sel bersuberin. Jaringan ini cukup kompak dan memperlihatkan
lapisan tumbuh. Jaringan pengisi yang berdinding tipis itu terbentuk di waktu
dini, sedangkan jaringan pengisi berdinding tebal dan lebah kompak
berkembang kemudian. Contoh, Persea, Magnolia, Salix. Lentisel
jenis kedua terdiri dari sekumpulan sel yang tersusun renggang tak
bersuberin yang diakhir musim tumbuh yang diikuti dengan pembentukn
lapisan sel bersuberin yang lebih kompak. Contuoh, Quercus,Sambucus,dan
Tilia. Jenis ketiga menunjukan spesialisasi tertinggi. Jaringan
pengisi berlapis-lapis, karena jaringan renggang tak bersuberin tersusun
bergantian secara teratur dengan jaringan kompak bersuberin. Jaringan kompak
membentuk lapisan penutup, masing-masing setebal beberapa sel, jaringan ini menahan
jaringan renggang yang juga beberapa sel tebalnya (hidayat, 1995).
Lentisel pertama sering ditemukan
dibawah stomata. Sel parenkim dibawah stomata membelah-belah, kemudian felogen
mendorong sel disebelah luar ke arah luar dan merusak epidermis. Pada lapisan
gabus yang amat tebal, seperti gabus Quercus suber yang digunakan untuk
membuat gabus botol, lentisel dapat berupa saluran (hidayat, 1995).
sumber : http://shyteemell.blogspot.com/2012/06/lenti-sel.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar